Apa Itu Profit Trading Dan Cara Merencanakan Take Profit

Diposting pada

Apa Itu Profit Trading Dan Bagaimana Merencanakan Take Profit Saat Trading Saham

Apa Itu Profit Trading Dan Cara Merencanakan Take Profit

Apa itu Perdagangan Untung?

Berdasarkan arti per kata, profit berarti untung dan taking berarti merebut. Jadi, dalam arti asal kata, Profit taking, yaitu tindakan merebut atau mengambil keuntungan. Sedangkan dalam situasi perdagangan, pengertian profit taking adalah tindakan mengambil keuntungan dalam waktu yang singkat dan menggunakan kondisi yang terbatas.

Menyadari keuntungan ketika perdagangan saham adalah yang terpenting. Sejumlah pedagang saham mengambil keuntungan dengan sangat cepat, akibatnya mereka tidak berhasil mendapatkan keuntungan yang ideal dari harga tertinggi. Sebagian yang lain justru melewatkan aksi ambil untung, akibatnya harga saham turun kembali ke harga sebelumnya. Penyesalan karena mengambil keuntungan begitu singkat atau tertinggal dapat berubah menjadi kegagalan yang signifikan bagi pedagang pemula. Dibutuhkan rencana khusus dan kekuatan psikologis untuk menyadari apa itu profit trading saat trading saham.
Terutama Berencana untuk Mengambil Untung Saat Berdagang Saham

Rencana take profit menguraikan waktu yang tepat bagi Anda untuk menjual saham dengan untung. Rencana ini harus segera ditetapkan, yaitu sebelum atau ketika para pedagang dan investor melakukan pemesanan saham. Namun, para pemula biasanya tidak memiliki rencana untuk mendapatkan keuntungan begitu saja saat melakukan trading saham.

Seseorang berkata, “Nanti saya jual, jika saya mengalami keuntungan yang lebih besar”. Namun, kapan keuntungannya diasumsikan cukup banyak? Isu tentang apa itu take profit seringkali membuat para trader dan investor terjebak dalam dua emosi yang merugikan, yaitu keserakahan dan ketakutan.
Baca juga: Sebelum Menentukan Pilihan, Ketahui 5 Perbedaan Trading Saham dan Forex

Baca Juga :  Pulau Tabuhan: Pemandangan, Tempat Harga tiket wisata 2022

Misalnya, Anda sebagai trader baru-baru ini merugi hingga 12 juta rupiah. Ia melihat saham-saham lain dalam portofolionya untung 8 juta rupiah. Dia mempertimbangkan kembali, “Take profit ditunda dulu, take profit jika mengalami untung 12 juta, maka bisa dibalas dengan kerugian sebelumnya”. Bagaimana tidak, harga saham selanjutnya yang sudah menguntungkan justru kembali turun. Dia takut dia akan menderita kerugian lagi, jadi dia memilih untuk mengambil keuntungan 5 juta.

Di luar dugaan, harga saham kemudian kembali naik. Peningkatan kedua ini sebenarnya memberikan Anda kesempatan untuk mendapatkan keuntungan hingga 15 juta, jika Anda bisa mengambil keuntungan dengan harga tertinggi. Anda mengalami kekecewaan hingga rencana perdagangan saham lainnya menjadi terganggu.

Kondisi rumit dan sulit seperti itu sebenarnya bisa dicegah dengan mudah. Berikut caranya:

Karena sebelum membeli saham, Anda harus memiliki rencana untuk mendapat untung atau terlambat saat saham dibeli.
Anda perlu memiliki kesiapan psikologis agar tidak kecewa dalam mengambil keputusan. Yakinlah, masih banyak peluang keuntungan lain di pasar saham.
Anda perlu menyimpan catatan perdagangan saham harian untuk mencatat semua transaksi jual beli yang telah dilaksanakan. Nanti catatan ini akan menjadi bahan pertimbangan agar Anda bisa mengoreksi kesalahan dan mengidealkan rencana perdagangan saham Anda untuk transaksi selanjutnya.

Beberapa Langkah untuk Memutuskan Take Profit

Rahasia sukses perdagangan saham hanya satu: beli rendah, jual lebih tinggi. Investor yang memiliki tujuan keuntungan jangka panjang tentunya dapat merealisasikan dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih. Beli saham secara perlahan setiap bulan atau saat harga turun, lalu tinggalkan saja di portofolio Anda. Namun, rencana perdagangan saham eksklusif diperlukan bagi Anda untuk mewujudkan tujuan keuntungan Anda dalam jangka waktu yang lebih cepat.

Baca Juga :  Covid-19 Naik Lagi di Tiongkok, Apple Tutup Pabrik di Shanghai

Biasanya trader menggunakan salah satu dari tiga panduan berikut untuk memutuskan jumlah take profit:
1. Perkiraan keuntungan versus risiko

Rasio ini mencerminkan perkiraan kerugian yang bersedia ditanggung, disamakan dengan tujuan laba yang diinginkan. Misalnya Anda memesan 1 lot saham perusahaan ABC dengan harga Rp. 250 sehingga diharapkan harga akan naik menjadi Rp. 400 dalam sebulan. Anda memilih cut loss nanti, jika nilainya turun menjadi Rp 200. Jadi, Anda melakukan rasio risiko/reward 1:3, di mana tujuannya adalah profit Rp150 dan toleransi risiko Rp50.
Baca Juga: Begini Cara Mudah Main Saham Untuk Pemula!
2. Taksiran laba atas modal

Misalnya Anda harus menginvestasikan 2 juta rupiah untuk membeli saham ABC, maka Anda memilih take profit, jika profit sudah berlipat ganda. Oleh karena itu, Anda akan mengambil untung nantinya, jika harga saham sudah mencapai 4 juta rupiah. Pedoman ini dapat digunakan saat memperdagangkan saham gorengan, tetapi tidak tepat jika dipraktikkan pada saham blue chip (bibit).

Sumber :

Rate this post