Manfaat dan Kegunaan Rumah Adat Sunda

Diposting pada

Rumah adat sunda

Rumah adat sunda (sunda: imah adat sunda) mengacu pada rumah adat orang sunda yang hidup terutama di bagian barat pulau jawa (provinsi jawa barat dan banten) di indonesia.

 

Manfaat-dan-Kegunaan-Rumah-Adat-Sunda

Berikut Ini Telah Kami Kumpulkan Yang Bersumber Dari Laman https://officialjimbreuer.com/ Yang Akhirnya Saya Tuliskan Disini.

Arsitektur rumah Sunda bercirikan fungsi, kepolosan, kesederhanaan, keseragaman dengan sedikit detail, penggunaan bahan atap lembaran alami dan ikatan yang cukup kuat dalam pelestarian alam dan lingkungan.

Ciri khas rumah adat sunda

Rumah ini dilengkapi dengan tangga bernama Golodog. Tangga bambu atau kayu biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Kecuali pergi ke rumah.

Golodog juga digunakan untuk membersihkan kaki sebelum masuk ke dalam rumah. Rumah tradisional khas sunda ini memiliki arsitektur yang tidak pernah berubah walaupun sudah terdapat bangunan yang indah.

Keunikan Rumah Adat Sunda

Burung Enggang Ngapak adalah burung yang tampak sedang melebarkan sayapnya di atas atap rumah adat Jawa Barat

Anjing Togog yang artinya anjing yang duduk

Bentuk atap memiliki dua sisi atap yang bersebelahan dengan tiga bagian garis atap, permukaan atap bagian depan lebih lebar dari pada atap belakang.

Baca Juga :  Rumah Adat Sumatera Selatan: Suku Palembang dan Pasemah

Sedangkan sisa atapnya sama panjang dengan tiang suhunan, bahkan batangnya memiliki bentuk paling atas.

Jolopong Suhunan Jolopong sering disebut sebagai panjang Suhunan. Jolopong adalah istilah Sunda yang artinya lurus. Bentuk jolopong cukup tua karena bentuk atap saung.

Keunggulan dan Kegunaan Rumah Adat di Sundanesia

Keunggulan rumah adat adalah menunjukkan kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia menjadi arsitek yang handal.

Penggunaan rumah adat adalah tempat tinggal sesuai dengan lingkungan setempat.

Nama dan Gambar Rumah Adat Sunda

Rumah Adat Parahu Kumureb

Rumah adat Parahu Kumureb memiliki arti literal dalam bahasa Indonesia yaitu rumah perahu adat terbalik. Nama tersebut hanya menggambarkan bentuk atapnya yang persis seperti kapal yang terbalik.

Rumah adat Parahu Kumureb terdiri dari empat bentuk utama, yaitu bentuk trapesium yang berada di depan dan belakang rumah. Kemudian bentuk segitiga sama sisi berada di sisi kanan dan kiri rumah.

Rumah adat Sunda ini masih berada di kawasan Kampung Dukuh Kuningan dan juga Kampung Naga Tasikmalaya.

Gunting penjepit Rumah Adat

Rumah cakar gunting tradisional memiliki struktur yang cukup sederhana yang terdiri dari dapur, kamar tidur, ruang tamu dan teras. Bentuk rumah umumnya persegi panjang yang memanjang ke belakang.

Scissor Claw adalah salah satu nama susuhunan, atau bentuk atap yang disebut undagi, dan merupakan ciri khas arsitektur rumah tradisional Jawa Barat. Rumah adat yang terbuat dari gunting masih mudah ditemukan di kawasan Tasikmalaya.

Rumah adat Jolopong

Kemudian ada rumah adat jolopong serta rumah adat sunda yang masih bisa ditemukan di beberapa pedalaman jawa barat.

Rumah tradisional Jolopong memiliki bentuk yang lebih sederhana dibandingkan atap yang memanjang seperti pelana.

Baca Juga :  Dalam Islam Aurat Laki-Laki Mempunyai Batasan

Desain dan material yang digunakan jauh lebih sederhana dibandingkan tipe rumah tradisional lainnya, sehingga memudahkan konstruksinya.

Rumah Adat Jubleg Nangkub

Jubleg Nangkub sama persis dengan rumah Parahu Kumureb pada umumnya yang berbentuk rumah adat. Hanya saja gelar tradisional Rumah Jubleg Nangkub lebih banyak dijumpai di daerah Sunda lainnya seperti pada masa pemerintahan Sumedang.

Arti harfiah dari rumah adat sunda ini adalah Alat Menghentak Padi, demikian sebutannya.

Rumah Adat Heuay Rhino Rumah Adat Heuay Rhino

Rumah adat Sunda yang pertama disebut badak Heuay. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini berarti badak menguap. Seperti namanya, rumah badak Heuay memiliki atap yang menyerupai badak yang menguap dan memiliki ciri-ciri tertentu.

Rumah adat jenis ini sering digunakan untuk menjamu tamu pria dan masih berada di wilayah Sukabumi.

Rumah Adat Anjing Tagog

Nama rumah anjing tradisional Tagog berasal dari bentuk rumahnya yang menyerupai anjing Nagog (anjing berjongkok atau duduk). Meski bentuknya menyerupai rumah panggung, namun rumah anjing Tagog memiliki pondasi bangunan yang lebih rendah dibanding rumah tradisional Sunda lainnya.

Bangunan persegi panjang memanjang ke belakang dengan atap Sorondoy (atap penghubung) berbentuk segitiga dan menyatu dengan rumah. Bentuk atap sangat berguna untuk melindunginya dari sinar matahari atau air hujan dan tidak menyentuh bagian dalam rumah secara langsung.

Rumah Adat Julang Ngapak

Dinamakan Ngapak atau sejenis burung yang mengepakkan sayap karena rumahnya memiliki atap yang memanjang ke kiri dan ke kanan.

Atap Julang Ngapak terdiri dari empat bidang; Dua area turun dari langit dan dua area lainnya sebagai atap tambahan membentuk sudut tumpul pada titik ini.

Rumah Adat Buka Pongpok

Rumah adat terbuka pongpok, dinamai demikian karena rumah adat ini memiliki pintu masuk yang sejajar dengan salah satu ujung suhunan atau atap. Bentuk rumah adat ini sangat mirip dengan gaya palayu terbuka yang dilandasi keinginan pemiliknya untuk meletakkan pintu di seberang jalan.

Baca Juga :  Catatan, kwitansi, faktur: definisi, fungsi, fitur dan contoh

Jika dilihat dari bagian depan rumah, semua batang atau atap rumah ini tidak tampak sama sekali dan hanya tampak atap segitiga saja. Dalam prakteknya banyak elemen rumah pongpok terbuka yang dipadukan dengan gaya rumah adat sunda.

Lihat Juga: Call Center BPJS